***
berjingkat langkah-langkah menyongsong timur fajar
embun tlah mengering selepas tangis malam di sela ilalang
tibalah nafas belia pagi menyapa hangat sang dewi
meresapi buaian hangat ramah sang penguasa pagi
peluh petani tak henti mengalir
tiada lelah dan keringat kering getir
di lumpur engkau berharap
di alam engkau bersahabat
dan pada semesta engkau bermunajat
engkau tak bermimpi tentang kursi kuasa
juga tak bernafsu ambisi berharta kaya raya
hanya setitik cahaya di hawa damai desa
menjadi impian peraduan bahagia tiada tara
engkau labuhkan harap di pangkuan purnama
temani nyanyian dedaunan tirus padi di ngarai sunyi
lantunkan senandung malam pemimpi hingga terbit fajar pagi
bernyanyi tentang kebahagiaan
tentang kemuliaan
dan tentang rembulan harapan
berharap menaungi tanah-tanah berkah yang tak surut kering
dan kisah-kisah kasih alam pada tangan pengukirnya
di hikayat masa lalu tentang bumi gemah ripah loh jinawi
yang menjelma dalam legenda yang tak pernah mati
***
Jakarta - 23 Februari 2014
@rahabganendra
Belum ada tanggapan untuk "Petani Semesta 2"
Posting Komentar