lagi dan lagi
dari hari ke hari
larut malam menanti
saat menangguk rejeki
bersabung nasib baik yang berisi
demi sang buah hati
sang penyemangat lentera nurani
bagi bertahan antara hidup dan mati
pinggir jalan berdebu
pada pesta pasar malam itu
tempat nasib diri mengadu
pada nafas tulang tubuh seorang ibu
akan seutas nafas yang kian memburu
berkalang langit gelap yang tak lagi biru
lembar demi lembar
logam demi logam si penukar
syukuri dalam pedih derita mengakar
bertopang kedua tangan keriput renta nan kekar
berharap akan harapan beranjak dari pedihnya sangkar
atas gelaran tikar lusuh
kumal mengarungi biduk bersauh
berpandu dian remang remang berkarat kumuh
buah hati terlelap di pelukan angin malam membasuh
Tuhan… sampan hidup ini mesti berlayar kukuh
panjat doa tulus nan teguh
lalui malam hingga jelang pagi
tak banyak untung terberi
rasa syukur meski terbagi retribusi dan upeti
demi jatah lapak di kaki lima jalan ini
tak tergusur terenggut kaki tangan penguasa kini
tak hendak berkeluh padamu pejabat negeri
para wakil di gedung dewan dprri
hanya pesan emban amanat terjalani
jangan khianati dengan tangan kotor korupsi
agar dosa negeri ini terampuni
dan kami dapat berjual beli
tumpuan penghidupan yang sangat berarti
bagi buah hati si penerus generasi
*
RG 04112013
Sumber foto:
http://www.cringel.com/files/images/adia_2007_05_17_DSC_3159_pregnant_lady_working_as_a_vendor_in_
night_market_lamp_laos_luang_prabang_cringel.com.jpg
Belum ada tanggapan untuk " Ibu Penyabung Nasib Kaki Lima"
Posting Komentar