gending merdu mencengkram hati yang lupa
sakral nuansa mengetuk nurani ortodoks suatu masa
beriak damai megah tarian mahadewi padang swargaloka
pada impian khayangan keraton di milyaran tahun purba tak bersua
tangga warna pelangi bidadari ber-sari lembayung senja
melambai tawarkan jalan pulang ke asal griya
akan sangkan dzat janma manusia
kala jatuh vonis tangan-Nya
di awal semesta
akankah jatuh di karma yang sama?
selayak loka mangkrah dengan carut marutnya
bermandi jelaga hati dan segala kroninya
terkungkung hegemoni duniawi fana
berintrik tipu muslihat sesama?
pada badan langit asa
insan nafas manusia berdaya
meniti renda jalur firdaus nirwana
merangkak di lapisan kulit ambar ber-asa
lepaskan untaian kait lengan tangan samsara
pada keruh limbah raksasa kehidupan dimensi triloka
entaskan kelam jiwa?
berkultivasi hati tapa?
membumbung
tembus mengapung
bak busur lepas membusung
bertarung pada lintasan tak berujung
bersabung pada titian punggung awan larung
khidmat bersua …
disana
sepatut ciptaan berada
pondok Sejati tanpa tendensi keterikatan hati manusia
teduh istana gading bersendi Baik milikNya
meretas jalan Sabar kembara jiwa
*
RG 12102013 I 10:30
Belum ada tanggapan untuk "Meniti Badan Langit"
Posting Komentar