Wah Jokowi dikawal Ganendra? Rahab Ganendra? Siapa dia? Jokowi itu dah hebat tanpa embel-embel apapun. Para lawan politiknya pun kalau tak malu dan mau jujur, pasti menganggukan kepala, menyetujuinya. Buktinya banyak yang seblumnya menyerang Jokowi, belakangan bermuka manis, mengajak pacaran (mendekati untuk cawapres). Ekspektasi yang luar biasa, tak diragukan lagi, mengusung sang Gubernur DKI Jakarta itu naik ke menara gading, kursi kepresidenan. Lhaa ini ada Ganendra mau nebeng tenar. Lagaknya kayak politisi busuk, opportunis, ngikut arah angin. Cari untung dan posisi. Lhaa ini mau jadi pengawal lagi. Hadeehh.
Jangan panik, sewot apalagi iri kawan. Begini cerita si Ganendra itu. Semua yang ‘melek’ mata dan mau melihat realitas, sudah pada tahu, harapan besar dari warga untuk mendudukkan mantan Walikota Solo itu di kursi R1 pada 2014 mendatang, tak bisa dibendung. Sejumlah survey membuktikan ‘power’ laju elektabilitas sang Gubernur menggilas telak para politisi ambisius lainnya. Sosok bersahaja dan ‘bersih’ (tidak/ belum mengidap penyakit kronis pejabat negeri, yakni korupsi) adalah simbol kerinduan warga jelata akan sebuah sosok pemimpin yang tak mengkhianati kepercayaan public dan mendorong ke ‘wajah’ perubahan para pemimpin. Pemimpin yang tidak mementingkan golongan dan pribadi. Pemimpin yang berpijak di posisi berkalang tanah bukan di lantai marmer.
Tak mengherankan ‘pasar taruhan’ akan sangat tidak menegangkan dan hambar, jika Pilpres digelar tahun depan. Soalnya sudah jelas ketahuan siapa yang menang jika Jokowi turut bertarung. Jelas tak imbang dengan kandidat cacat lainnya. Anak kecilpun tahu dan hanya tahu pada sosok Jokowi. Seperti teriakan mereka yang membahana saat sang calon presiden itu blusukan di kampungnya, “Jokowi…Jokowi….Jokowi !!!
Bahkan teman saya berseloroh, jika Jokowi maju Pilpres 2014, dia berani ‘ngepoor’ 3. Apa artinya? Selaiknya taruhan di laga sepakbola nge-poor 3 artinya, lawan sudah diberi gol sejumlah 3. Jadi posisi awal bermain sudah 3 – 0 untuk yang di-poor. Kok jadi taruhan bola?
Artinya teman saya menjagokan Jokowi menang melawan jumlah suara 3 kandidat lainnya. Berlebihan? Lebay? Mengkultuskan? Mungkin ya mungkin tidak. Pastinya dia yakin. Bagaimana tidak yakin, Jokowi tanpa punya stasiun TV, belum berkampanye (dari pihak Jokowi sendiri), ‘kampanye’ diperoleh dari efek newsmaker, Jokowi sudah melejit namanya. Kinerja dan sosok bersahaja, itulah kampanye riil yang merebut hati rakyat. Rakyat yang sudah muak dengan polah perilaku para pejabat bermental bobrok. Rakyat yang merasa ditipu, dibohongi mentah-mentah karena disuguhi adegan korup perilaku pejabat yang dipilihnya, dari hari ke hari. Sudah jelas bukan keperkasaan Gubernur ‘ndeso’ itu?
Nah mengingat perkasanya Jokowi yang tanpa obat kuat itu, tentu saja membuat lawan politiknya bergidik, merinding, ‘keder’ dan akhirnya frustasi. Sangat mungkin jalan apapun ditempuh untuk mengalahkan Superman suami Iriana itu. Jika belakangan KPK dan jajarannya saja dicoba disantet oleh ‘penjahat’ yang tak menyukai kinerja ‘tangkas’ lembaga anti korupsi itu, maka sangat mungkin Jokowi diperlakukan serupa. Bahkan lebih. Aksi sniper, petrus, pembunuh bayaran atau metode apapun itu, bisa sangat mungkin dilakukan para lawan politiknya itu. Nama Jokowi bisa terancam! Politik itu kotor Saudara. Curiga? Bukan, tapi mesti diwaspadai. Siapapun warga tak mau kehilangan sosok ‘aset berharga dan langka’ itu.
Namun demikian kita mesti percaya, bahwa hal yang baik, tujuan yang baik, kebenaran akan selalu dilindungi oleh Zat Maha Tinggi, Sang Pencipta kebaikan kejahatan itu sendiri. Sang Penjaga Kebaikan melalui Tangan-Tangan Kuasanya mengukir sedemikian rupa untuk mengatur mekanisme misteri gelap terang. Bala Ganendra yang menaruh harapan pada Jokowi akan mengawal sang ‘Satria pilihan’ hingga ke tampuk kursi yang dipersembahkan untuknya. Ganendra (Pasukan Dewa dalam bahasa Sanskerta) adalah dimaknai sebagai pengejahwantahan rakyat. Kekuatan rakyat. Saatnya Ganendra merapatkan barisan, amankan jalur karpet merah 2014 untuk sang jendral ‘wong cilik’. Demi asa perubahan yang lebih baik.
Nah dah tahu khan? Jokowi dikawal oleh ‘pasukan dewa,’ pasukan dari segenap rakyat, warga jelata (termasuk Rahab Ganendra hehe) yang menginginkan perubahan lebih baik dan bukan panggung politik kotor penuh pengkhianatan amanah yang diembankan sang penguasa sejati negeri, Kedaulatan Rakyat.
Salam dari Ganendra, oleh Ganendra dan untuk Ganendra.
Fiksi Keren Koe Lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Jokowi Butuh Ganendra!"
Posting Komentar