pojokan itu
sunyi di keramaian café gang buntu
separas ramping wajah ayu tanpa stiletto heel kemayu
bersandal kulit setia menanti di bangku kayu
pada tiap lintasan senja yang berlalu
gelas itu
separuh tuang susu madu
di setiap detik dosa yang tercipta ragu-ragu
asa terpercik bersih hati tak berdebu
dari kelamnya masa lalu
rona hidup itu
sekian lama panggilan bertalu
abaikan sinar cahaya kasih pancaranMu
genggam harga diri cemaskan hidup sedan sedu
terbuai silau gelimang berlian endah ratna manikam mutu
masih di pojokan itu
hasrat kultivasi penuhi rindu
niat suci buah kesadaran Penciptamu
mohon kirim putra malaikat berkasih kalbu
merenda hidup baru hapuskan jejak hitam kelabu
terbang nurani ke puncak gelantung sayap putih perkasaMu
dan bangku pojok itu
bangkitkan enyah masa lalu
simpul tarian usang dalam sendu kelu
bangku kayu berbekas jejak noda suram lalu
tinggalkan pasukan semut fir’aun dibalik batu
mentas dari kubangan lumpur dosa beribu
hampiri senyum malaikat tangan kekarMu
lahirkan nafas baru di janji kuasa langit biru
*
catatan:
stiletto heel = jenis sepatu berHak tinggi
kultivasi = laku, keyakinan hidup
semut fir’aun = nama jenis semut tropis, biasa ditemui di bangunan
mentas = keluar (misalnya keluar dari dalam air)
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10200565796008911&set=pb.1279146049.-2207520000.1380099577.&type=3&theater
Belum ada tanggapan untuk " Penanti Malaikat"
Posting Komentar