*
bintang redup putus asa
purnama sayu berselendang duka
berbayang seonggok tubuh anak manusia
rebah menghampar berkalang basah tanah pusara
kusut masai berdarah kering di ujung garis bibir tipisnya
buah kejam insan adam bernyali setengah makhluk bertanduk dua
layu mati kuncup eloknya bunga
putik puspita terenggut durjana
manis madu terhisap rudapaksa
tetes air mata tenaga tak kuasa
jerit sekuntum bunga dara jelita
lesap pekik sapu malam ibukota
pedih merintih tertatih hati dan rasa
hilang satu masa hidup di pelupuk mata
pupus cita semangat kemana nasib akan dibawa
payung hukum negeri merdeka tegak harapan menghamba
apa daya tumpul berkarat bagai singa bertapa tanpa mahkota maharaja
syahwat hitam lelaki kembara lebur porak poranda tatanan sopan susila
nyali pengecut bertingkah polah satu tangis telan satu tawa berangkara
siasia kini mengadu pada apa dan siapa atas mahkota yang lama terjaga
dosa? hanya puisi seram tanpa taring, tuk orang-orang tak kenal Gustinya
nurani? telah lama pergi tanpa rekam jejak tinggal berbelas kasih hati lara
pribadi nasib terkunci sendiri hapus ketakberdayaan dan kelemahan fana
paku tegar ikhlas bangkit semangat sari kehidupan melaju berdaya upaya
si pengemban darah Srikandi pencabut nyawa Satria Bisma di Kurukshetra
*
Catatan:
Rudapaksa = perkosaan, Srikandi = nama tokoh pewayangan, istri Arjuna
Bisma = nama tokoh pewayangan andil dalam Mahabarata
Kurukshetra = tempat pertempuran Mahabarata antara Pandawa dan Kurawa
Sumber foto:
http://static.liputan6.com/201212/kekerasan-anak121221a.jpg
Belum ada tanggapan untuk "Nafas Durjana"
Posting Komentar