***
kau kobarkan api api atas nama pembaharuan
membakar jiwa jiwa tak kenal sang pribadi tuan
hingga amuk badai
ge’ge’r tertuai
dan awan mendung melingkupi negeri
lalu dirimu terbahak tertawa, “kalian pandir semua”
hahahahaaaaa …
kau tabuh genderang semu bersenandung tentang lagu kebenaran
di atas kata dan kalimat sebagai senjata pembenaran
fitnah terbungkus sarung kemeja bermotif kritik
cibiran berhias satir puja puji menusuk bak pisau belati
dan orasi beralas sisa dendam menguasai sumsum hati
atas dera luka terpelihara … pedih nyeri
kau tertawa di atas puja kesumat berhala
injak menginjak tubuh dan darah kerabat, kawan dan saudara
atas nama politik, berkacak pinggang “ini demi negara”
atas nama partai lunasi ambisi sang ketua
atas nama negeri berkoar di gedung mulia dan gebyar media
kepentingan abadi hanya pelipur lara atas luka dera
lalu kamu siapa?
jatidirimu kemana?
kamu berdiri dimana?
lupa?
kepastian itu nihil adanya
kepastian lenyap ditelan tangan-tangan rakus konspirasi mafia
hewan-hewan lapar di sekeliling penguasa
nafas nafas terluka di sisi kanan kiri kita
yang merenggut sistem budi santun budaya
yang merampas etika dan hormat berbangsa
dan yang membunuh welas asih nurani kita
aku, kamu dan mereka
lupakah ini negeri bersama?
dan kita bukan musuh bebuyutan adanya?
***
Ge’ge’r = Heboh
Jakarta - 30 Januari 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar
Ilustrasi
Belum ada tanggapan untuk "Mafia"
Posting Komentar