***
jika senyum semesta menanti
di ujung kelopak bunga mekar berseri
tersipu malu pada kupu kupu indah yang menari
gemilang menyapa tunas tunas kembang atap negeri
bersemi diantara hangat mentari sepanjang pagi
tanah ini tanah menghidupi
lahirkan putra putri berkilau harumkan pertiwi
dalam arak awan yang selalu berganti
bergempita riuh dalam kibaran satu bendera bakti
pekikan lantang kebebasan puja puji
usung damai segala masa kini dan nanti
putri yang mencintai semesta hati
pada pantai harapan barat timur dinanti
pada sepanjang tanah nusantara ini
pada wibawa temaram lembayung senja kisi
pada cita cita mulia nurani
di setiap jengkal nafas dan waktu berlalu pergi
kembang kembang suci
kibaskan selendang cantik sang bidadari
tanpa tangis riuh intimidasi
tiada mengeluh runyamnya jahat kondisi
kukuh bergelimang pelik situasi
senyum mengabdi tersungging abadi
atas semayam ruh perkasa kartini
kelak bangunkan jaya negeri
pada putri putri srikandi
pada putra putra gajah mada bumi
nan tumbuh mekar hiasi tiang rumah pertiwi
kokoh berlapiskan emas akal budi
tangguh berpondasi aklaq mulia nurani
yang tumbuh bermekaran tiada henti
pada putra putri kembang negri
anak anak generasi
***
Jakarta - 18 April 2014
Ganendra
Puisi ini ditayangkan juga di Kompasiana
Belum ada tanggapan untuk "Sajak Kembang Negeri"
Posting Komentar