***
obor bara bara api
menjilat dinding dinding rumah negeri
membakar ego ajang ambisi
pada syahwat politisi
pada nafsu nafsu tak terkendali
saling sikut berkompetisi
terjang lawan memangsa kawan sendiri
panas membara
lahar kawah kawah murka
kibaran panji kelompok bendera
beradu ajang perang tanduk tanduk kuasa
atas bergulirnya detik detik laju perahu negeri persada
berkalang tanah yang kian mengering tak terbasuh kasih penghuninya
berdebu jiwa
kerak kerak berjelaga
atas gelora ambisi angkara rahwana
berebut tiket singgasana
jual nama warga rakyatnya
sodorkan mimpi tak bermutu
tawarkan indah taman surga semu
beralas lamis mulut mulut kotor berbau
angankan cita cita puncak tampuk kursi luhur itu
berderap kibaran bendera
para partai pemimpi penentu masa depan bangsa
di bawah bayang bintang mercy penguasa
banteng banteng ketaton laju bergelora
di tengah terik panji mentari biru sang reformis renta
teduh lebatnya beringin ujung bendera tawarkan keteduhan nusa
pun kepalan komando para jenderal tua masa orba
janjikan bawa aspirasi hati nurani rakyat warga
iming iming sejahterakan wong cilik yang bersahaja
rayuan tegakkan panji keadilan rakyat pedang gurun sahara
pekikkan sederet buih kata kata berbusa
siapa lagi layak dipercaya?
sekian tutur manis gombal para rahwana
masihkah ada tertinggal kasta ksatria?
laksana pemimpin berhati Sang Rama
yang dicintai segenap rakyatnya
pengayom warga jelata
kerana tulus hatinya
***
Jakarta - 2 April 2014
Ganendra
Belum ada tanggapan untuk " Rayuan Gombal Lakon Politik"
Posting Komentar