***
terpekur sang ibu peri
berduka di atas anak tergores luka diri
perih tersayat gulita sisa malam yang berganti
hempaskan segala rasa yang pernah terjanjikan seindah pelangi
dulu, saat tarian sang kecil tersenyum laksana putri
senandung lagu harmoni selalu terberi
terlafalkan di telinga manis berbudi
yang teriang hingga kini
“nak, dunia ini indah sekali”
maka menarilah mereka
dengan hati perasaan bergembira
dan pikiran bersahaja
tulus menikmati rasa kanak kanak masa
serasa dunia bagaikan taman bermain surga
bilik dunia tak pernah sepi terisi
dalam riuh kata kata laiknya mantra sang bidadari
berwarna bernyawa bersuka cita hati
pada mulut mungil berbalut kalimat bersih suci
hingga saat lorong lorong tertutup badan cahaya
sekat sekat dindingnya mengusam penuh jahat jelaga
menyapu segala indah rasa terjelma pada batang nestapa
kala sejengkal dunia dewasa tak ramah pada takdirnya
dunia impian dimana kamu kini?
dongeng indah sang peri telah terbang menjauh pergi
tinggalkan taman surgawi berganti kabut ilusi
kala harga diri telah terenggut tercampakkan jahat lelaki
ketika jiwa Ilahi terpendam hasrat hina manusiawi
pada peri kecil itu
pada bunga bunga berdaun beludru
nan tak sempat mekar dimangsa sang layu
yang tlah teringkari janji manis terdendang dahulu
sucimu takkan pernah lenyap berlalu
kerana ada abadi di semayam fitri kalbumu
lupakan janji semu
enyahkan surga surga palsu
katakan pada laju sang waktu
dirimu adalah pencipta mimpi mimpi baru
***
“Selamatkan generasi dari predator seksual”
Jakarta - 22 April 2014
Ganendra
Sumber Desain Gambar
IlustrasiPuisi ini ditayangkan juga di Kompasiana
Belum ada tanggapan untuk "Putri Tersakiti"
Posting Komentar