***
tak kenal lelah hari bergulir setia pada takdirnya
menemani lakon cengkerama anak anak manusia
atas kehidupan bersaudara dalam satu atap bangsa
dengan segala keindahan bersama
dalam segenap carut marut permasalahannya
berparas ragam rupa di lembaran topeng topeng muka
kita tak sama
sosial politik budaya
tanah, lisan lidah dan rasa
pun komponen penyusun kepala
juga jagoan pemimpin negara
yang tak lama khan lengser, angkat ksatria
pemimpin bangsa sang nahkoda
satu paham bersama
latar belakang dan cita cita
adalah potensi untuk kemakmuran warga
bagi kejayaan harum nama bangsa
berdaulat atas rakyat kuasa
siapapun presidennya
saudara sekerabat
aku akan selalu bersapa semangat
mengucapkan salam damai padamu sahabat
atas kepulan biji kopi bersenggama seduhan nikmat
dalam gurau beralas kasih cinta mentari pagi bersinar hangat
tak lelahkah kita sahabat?
kucurkan energi hitam saling umpat
ciptakan medan energi buruk dan jahat
umbar urat lupakan bahwa kita bersaudara dekat
berdarah sama merah putih nan pekat
dalam panji partai bersemangat satu melekat
tak terpisahkan satu beragam sekat
*
maafkan Tuhan, jika kami bersilat lidah kebablasan
mungkin terlena memburu ambisi kepuasan
maafkan Tuhan, jika kami rajin bercaci maki pekikkan
mungkin saking semangat beradu opini kebenaran
maafkan Tuhan, jika tarik urat syaraf ini tak berkesudahan
mungkin kami lupa menghargai sumpah persaudaraan
dan maafkan Tuhan jika kami menjual namaMu atas kemuliaan
mungkin tongkat kuasaMu saatnya tuk diketukkan
atas kepala kami tuk bangunkan kesadaran
***
Jakarta - 14 April 2014
Ganendra
Puisi ini ditayangkan juga di Kompasiana
Belum ada tanggapan untuk "Jagoan Presiden"
Posting Komentar