***
rana merah melukiskan pesan peta dinding kalbu
mengikis tubuh jiwa sisakan serbuk berdebu
tiada sempat menunggu tegasnya sang waktu
akankah menggilas sayap yang terkembang tuk berlalu?
bias pelangi merajuk pada kerak kerak hujan
tekun rana merenda tanah sekilas dewi penentuan
hati berpendaran warna warni di sela sang awan
satu tanya terhempas dalam ucap tiada tertahan
apa kata hatimu?
adakah khalifahmu?
yang menyirami kesejukan tunas bunga kering gurun gobi
yang mengayomi ruh semangat sekar putri malu bersemi
yang mengasihi kayu terjalari jilatan kasih berapi api
dan mencinta sejati seiring melodi gita Ilahi
tiada sanggup redam pekik yang bergelora
atas nama buah rasa aprodite dewi taman surga
tulus adanya dalam kelopak ruang bersemat jingga
menghempas sang waktu oleh tulusnya nafas kasih cinta
nafas rasa yang dikabarkan sang bayu senja
menyusuri candi candi asmara bergelora
mengalun estetis laksana bhagavat gita
menyusup relung sanubari jelmakan asa
pada angin semi lagukan rindu suara hati
abadi tertoreh di lembar papirus pagi
kekal takkan pergi disapu topan badai benci
lekat setia pada kaki kaki tersembunyi
di sepanjang tapak telapak surgawi
yang takkan pernah membunuh suci hati
kerana semi rindu mekar dalam kisi sanubari
hingga kadarnya setengah mati
***
Jakarta - 11 April 2014
Ganendra
Belum ada tanggapan untuk "Gita 1/2 Mati"
Posting Komentar