***
pagi nan berdebu
nafas nafas makhluk bergulir satu satu
beringsut berikan ruang hidup sang penguasa hari itu
hirup udara saripati kehidupan mengisi kantong pengelana waktu
menyapa sudut jalan ajang mengais pundi tiap detik berlalu
atas janji janji yang tergenggam
mengasihi kehidupan dalam cucuran keringat kulit legam
aroma ketegaran berhembus saat keriput lengan menari hingga malam
kasihnya bergulir sepanjang waktu yang tak kunjung padam
bunda jalanan
sahabat keras kehidupan
bergelut pada asa pengharapan
demi rasa cinta yang tak terlukiskan
penjaga ruh nyawa kota kota keindahan
berhias wajah berseri sudut dan pojok jalanan
mengais secuil harapan
dari masa yang berkunjung datang tiada kelelahan
sejak rembulan beringsut ke bilik peraduan
hingga mentari terbangunkan panggilan kewajiban
ekspresikan jiwa jiwa larungkan kecintaan
atas niat berlapis lidi kesucian
dan tanggungjawab di pundak yang dipercayakan
tak hirau terik mendera
tiada keluh saat hujan bermurka
tanpa letih bermandikan guguran daun mati rasa
pun gunungan pahit sampah kota
dan kau selalu setia disana
dalam senyum bibir renta
atas tangan tangan bermartabat cinta
di sepanjang jalanan tempatmu berkuasa
***
Jakarta 21 Maret 2014
Ganendra
Belum ada tanggapan untuk "Bunda Jalanan"
Posting Komentar