***
resah gelisah sang dewa mentari
gundah termenung di siang bolong dunia yang dikuasai
tanpa hirau penghujan yang menyemangati
kala sinarnya menyakiti tiada berbias cahaya indah pelangi
gerah
menyengat
terik
membakar
tak hendak sinar kehidupan menghancurkan
tak inginkan nafas nafas berpeluh dalam penderitaan
tak harap kulit tunas layu menghitam tanpa harapan
hingga dahaga makhluk, kering kerontang menyakitkan
bermurung durja kala doa terpanjatkan
“mentari masihkah tersisa cinta?
untuk penikmat hangat cahaya
menghidupi segala makhluk dunia
tanpa beda, semua sama?”
tidak!
tidak akan!
cinta tak berbatas perjalanan
ber-adaku tiada halang ban cinde ban siladan
cintaku adalah sejati
murni kekal jelmaan Ilahi
hingga akhir nanti
asal diri dicintai
sepenuh hati makhluk penghuni bumi
lepaskan segala perusak alam satu ikat nafas tali
pada perilaku berbudi bagi semesta
pada efek rumah kaca
pada pemanasan global yang menerpa
pada resah atmosfir oleh karbon dioksida
manusia
jaga aktivitasmu
jaga perilaku
jaga bumi satu
***
Jogjakarta - 31 Maret 2014
Ganendra
Belum ada tanggapan untuk "Bumi Gerah"
Posting Komentar