***
dinding dinding kusam merenung eksistensi rasa
mengajak penatapnya bertegur sapa
berbicara dalam dimensi terlukis gelora
atas curahan rasa hati anak manusia
yang terasing dari selaras jiwa
laksana
bait ajaib mantra
yang mengubah segala realita
dalam kejab mata
tentang asa
tentang hidup makna
tentang kebebasan cita cita
tentang ketidakadilan sosial manusia
tentang gelora pekik nasionalisme merdeka
dan tentang keajaiban terwujudnya asa yang didamba
unjuk rasa tanpa batas gores grafik warna
pada lukisan terpuruknya nasib warga jelata
pada ekspresi tangis tanpa airmata
pada coretan topeng muka dua
suarakan lolongan luka derita
pekikkan kekecewaan bertumpuk murka
atas kenyataan keras kehidupan limbah raksasa
mural dinding kota
jeritan himpitan rasa hati tanpa daya
saat sistem tak berpihak pada anak manusia
pekikan rasa senantiasa
mengajak bertutur sapa
hingga jiwa jiwa lelah bersuara
hingga kata keadilan hanya impian palsu semata
***
Bogor - 17 Februari 2014
Belum ada tanggapan untuk "Mural"
Posting Komentar