Di penghujung tahun 2013 ini, ingat Ibu di kampung lagi. Apalagi semalam waktu menelpon, dia bilang “kangen.” Kerinduan yang sama kurasakan, hanya bisa tertuang dalam catatan. Begitulah jarak memisahkan sekian lama. Lewat sarana komunikasi itulah sebagai salah satu penghubungnya. Ibu yang tinggal berdua dengan Bapak. Ibuku yang menjalani masa tua dengan semangat hidup tetap menyala. Ibu yang kuhormati dan tak pernah sakit hati meski dulu sering kukecewakan di masa lalu. Ibu yang tangguh dan hebat dan menjadi inspirasi bagi kelima buah hatinya.
Terbayang sosok bertubuh kecil, dengan rambut memutih. Sosok setinggi pundakku. Sosok yang tak surut beraktivitas dan bersemangat untuk tetap berguna bagi sekitarnya. Sosok yang terus mengabdi pada kehidupan, setia ibadah dalam bekerja yang tertanam sejak sebelum aku dilahirkan. Luar biasa, semangat hidup Ibu tak lekang oleh perubahan jaman yang menggerus usianya.
Keuletan dan kesetiaan pada pekerjaan, ‘ruh’ semangat hidupnya menggelora dan menginspirasi. Sosok bak ‘cabe rawit’, kecil namun menggigit pedasnya. Petuah-petuahnya mengiang di telinga saat kecil dulu. Mengetuk kesadaran dengan halus, menampar pekerti dengan lembut. Memberikan bekal pemahaman tentang hidup yang menjadi prinsipnya. Mengajarkan hidup menjadi manusia yang utuh. Lahir batin membantu dan menghormati sesama. Mengajarkan kebaikan di benakku setiap waktu. Sederhana penuh bermakna
Sosok bak mentari yang menghidupi. Mentari hangat saat bersinar, terang saat fajar hingga terbenam saat senja berganti malam. Sinarnya memberikan ruh kehidupan bagi segenap makhluknya. Induk bagi anak-anaknya, memberikan ruh semangat pada buah hati yang dilahirkan dengan pengorbanan besar. Menghangatkan sejak bersemayam di rahim sucinya. Memberi kedamaian dalam pelukan di masa kecil. Melindungi dari marabahaya yang akan melukai. Membimbing dengan pitutur bijak yang memberi bekal bermanfaat untuk kehidupan.
Ibu, kasih tangan keriputmu menggugurkan daun-daun kedengkian. Sayang air susumu menghidupi ruh semangat kebahagiaan. Pengorbanan kelahiran rahim sucimu meredam kemarahan atas kesabaran. Ketulusan cinta hatimu menghantarkan kebaikan segenap indah kehidupan.
Jika saja malaikat tanpa sayap itu ada, maka adanya hanya padamu, sosok penginspirasi setiap waktu.
*Artikel ini emnjadi salah satu pemenang
Quotes Competition Indosat dalam rangka Hari Ibu dan menjadi salah satu dari 50 pemenang Quotes Competition Indosat 2014.
Belum ada tanggapan untuk "Sosok Cabe Rawit Penginspirasi"
Posting Komentar