pada Tuan
yang jauh tertatih berjalan
pada lembaran hidup buku lipatan
dalam telaga batin bersemayam redup dian
terbiaslah air menguning tanda menua kehidupan
mengingat akan masa lalu pada jaman kenangan
meramal masa depan akan sebuah impian
seberkas nur lentera bianglala menerangi jalan senja temaram
pada lembah ngarai kehidupan endah berlukiskan surya tenggelam
bulir bening noktah merangkai kecipak air pada muara terdalam
mengantar perjalanan pulang pada induk samudra karam
bagi setetes jiwa nirmala Tuan semesta alam
pada Tuan
yang berkeras akan hati berkemelekatan
beraroma duniawi lekat berlaksa maya tipuan
bersusun puing puing kasih dan hancurnya harapan
merangkul erat hati suram hingga pusara nisan
lembar demi lembar buku tersibak
serap tekun alunan bait sakral Sang Maha Bijak
memandu nafas akan sebuah hati yang tergerak
berlantunkan sinar Ilahi berbias babak demi babak
lalu, kenapa Tuan tak lekas beranjak?
apa yang kurang Tuan?
sementara lentera cahaya tlah tergenggam erat di tangan
jalan pelangi tlah terbentang tawarkan mulia kemilau intan
hanya tinggal satu padamu yang berkeSadaran
apa Tuan masih enggan rela meLepaskan
akan sifat hati duniawi manusia berKeterikatan
berat rela melepas akan nafsu dunia nan meninabobokan
nanti, pada saatnya
mentas dari kursi dunia yang lapuk dimakan laju waktu usia
pada tahta mahkota yang berkarat berlian permata fana
keriput jiwa mangkat beriring pengantar dewi pelita
raga perkasa tercampak tak berdaya guna
gelimang emas mulia Triloka nilai yang tak berharga
tanggalkan tahta harta dan wanita nikmat dunia
yang tak laku di mata para malaikatNya
janganlah Tuan bersesal kata
*
RG I 24102013 I PS
Catatan: Triloka = dunia fana manusia. Nirmala = suci
Belum ada tanggapan untuk "Lentera untuk Tuan"
Posting Komentar