***
waktu menyelinap di sela peristiwa
tiada sadar kering dan basah mengeriput di pinggang musim
menua bersama tulang-tulang kenangan yang retak
dan engkau tidaklah selalu sama
dirimu adalah pintu-pintu rahasia
membawa saripati keindahan bidadari yang lahir di celah pucuk bianglala
bersama derap kaki waktu yang tak letih berlalu
dan menghitung seberapa banyak bayangan hitam
seberapa pelangi terkenang di jejak kelam
aku bisa pastikan
engkau seperti waktu yang kunikmati di seduhan kopi pahit
yang hangat menyejukkan bagai terbitnya mentari di pelupuk fajar
dan mengeja lirik telanjang puisi keindahan
disetiap saat yang beranjak itu
di pelangi waktuku
dan seandainya engkau bukan segalanya
engkau bukanlah fatamorgana
karena engkau ada, terlahir bersama waktu
- waktu engkau dan aku
***
Jakarta - 15 Februari 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar
Ilustrasi
Belum ada tanggapan untuk "Kopi Pahitmu"
Posting Komentar