***
awan bergulung hitam sembunyikan misteri
melaju pada gumpalan harapan yang tersembunyi
diantara pedih perih hati yang menanti
padamu saudara yang hilang bersama burung besi
airmata serasa kering sudah
hitungan hari tenggelamkan kabarmu entah
selimut tak lagi hangat semayamkan gelisah gundah
siang malam bertaburkan jari jari munajat bertadah
detik masa bergulir merayap sendu
dari sabit berganti purnama yang berlalu
serasa pupus alunan riang yang biasa bertalu
pada senyum berlapis indah mawar biru
pada cengkerama kala menanti senja marun itu
pada hangat pelukan kasih ibu
yang tak tergantikan oleh langkah kaki waktu
untuk sahabat segala dunia
yang dirundung penantian takdir para saudara
tangan tangan solidaritas kami selalu akan setia
terulur kasih bercahaya dari penjuru buana
saat ujian kebesaranNya
menyentuh relung relung takwa
hingga puncak tingkat hati kita berada
kawan
teman
aku, engkau dan kita adalah satu jari genggaman
akan tali ikatan persaudaraan
di ranah ranah makhluk kemanusiaan
deritamu adalah milikku tangisan
harapanmu adalah hatiku berkebahagiaan
tanpa batas ruang pemisahan
eksis darah persaudaraan
meruntuhkan tembok sekat permusuhan
takkan ada tanya tentang darimana engkau terlahirkan
karena kita satu penciptaan
yang terjelma dari satu ruh keTuhanan
***
Untuk saudara yang menanti kabar pesawat Malaysia Airline MH 370 yang belum ditemukan kejelasan keberadaannya.
Jakarta - 18 Maret 2014
Ganendra
Belum ada tanggapan untuk "Tangan Cahaya"
Posting Komentar