***
bergegas fajar merentang dawai embun pelataran loji
hangat memudar kala teriknya kian meninggi
alam raya berselaras dalam gulungan lintasan masa api
ketiak pagi semburatkan paras wibawa sang mentari
bawakan cinta, berucapkan selamat pagi Ilahi
hembusan kokoh tiada lelah sang bayu
pupuskan gulma putaran alam yang melaju
beriring cahaya mata angin delapan penjuru
hantarkan harmoni semesta satu
berujung muara haribaan penguasa waktu
bangunkan jelujur cakrawala
jelmakan pelangi bianglala
ketukan sakral senandung surga
pada batas dimensi dunia sangkakala
semesta perawan
pada rana yang titipkan harapan
berjuntai lembut di dahan rapuh pohon tua hutan
yang merasuk dalam jendela jiwa para insan
akankah damai tenang tak terusikkan?
pada semesta penciptaan yang suci tak terusakkan?
oleh angkara yang penuh kepongahan
oleh syahwat keji dalam kemurkaan
oleh ambisi basi penuh kepandiran
dan oleh kesombongan abaikan kesadaran
kerana tiada matahari yang menjelma angin badai
tiada gemuruh sombong di samudera landai
tiada deru pusaran topan yang tak luluh teruntai
jika manusia muliakan hati bak senandung irama lentik dawai
berselaras atas kuasa alam semesta nan perawan penuh cinta damai
***
Jakarta - 25 Maret 2014
Ganendra
Belum ada tanggapan untuk "Perawan Semesta"
Posting Komentar