***
lihat disana
langit biru angkasa raya
pada bendera yang dibelai jemari tangan dewa
berkibar kencang usung asa harumkan nama
tertancap pada tubuh tanah yang merdeka
tempat berpijak anak generasi bangsa
lihatlah
setiap jengkal bumi pertiwi tanah
subur menjelma padi dan rempah rempah
yang mestinya tak bikin hidup warga susah
atau laut dan sungai kekayaan ikan nan melimpah
harusnya tak membuat hati kita gundah patah
dalam ikatan saudara bendera
satu nusa satu negara
yang berbhineka tunggal ika
apa hendak dikata
manakala tiang bentang bendera rapuh adanya
kedaulatan menjadi simbol kata kata
dari kita yang lupa
dari mereka yang mendusta
dan mencampakkan wibawa sang saka
tiada bendera tegar berkibar lagi
sirna di pangkuan lusuh compang camping negeri
manakala demokrasi dimaknai perebutan kursi
ketika penguasa berpesta pora korupsi
bergelimang berhala mesin-mesin otomatisasi
dan rakyat terkapar di tanah sendiri
menjadi tragedi ironi
menjelma temurun tradisi
semua bernafsu kibarkan panji panji
angkat tinggi tinggi benderanya sendiri
menjulang usung golongan dan pribadi
atas angkuh meraup tahta kursi
demi harga diri dan ambisi
bukan atas nama negeri nan gemah ripah loh jinawi
lalu bagaimana nasib bendera negeri?
dimana posisimu kini?
kibar berkibarlah wibawa sang saka
gagah gagahlah di angkasa merdeka
diantara hembusan angin sahabat nan berjaya
di pelataran warga yang masih mencinta
pada negara
pada tanah air beta
pada jiwa jiwa pembela
seburam apapun kondisinya
***
Jakarta - 7 Maret 2014
Ganendra
Belum ada tanggapan untuk "Buram Benderaku"
Posting Komentar