Toples Nafas

kabut kabut pengharapan

riak riak gemerincing logam kehidupan

satu satu jatuh penyambung hayat insan

antara nada lonceng receh kawanan

kau pesankan disana semangat hidup yang menggelora

kau berikan amunisi kehidupan pada rongga rongga raga tua

teruntuk setangkup tarikan nafas tuan yang tersisa

hingga renggut usia dari tangan renta yang menjemputnya

sang bayu menyusup antara selangkangan senja

berlipur pada nasib kerontang yang menerpa

pada anak anak manusia tanpa ayah bundanya

pada kaum perempuan tanpa sandaran raja

tertatih di ujung jalan jembatan kota

debu jalanan, terik mentari kesiangan

jelaga asap knalpot kendaraan

adalah panggung persembahan

nan setia pada sang tuan

pada rasa lapar dan dahaga

pada nasib bergelimang lara nestapa

dirimu mulia penyambung nyawa

senjata kehidupan para hamba ber-asa

pada mulia toples tua

wahai wadah teman sejati

kau topang nafas nafas renta ini

kau hidupi darah muda pinggiran negeri

tanpa sanjung pamrih puja puji

atas wadagmu yang kian kusam kini

*

Jakarta - 28 Desember 2013

Tweet

Jangan sampai ketinggalan postingan-postingan terbaik dari My Poetry . Berlangganan melalui email sekarang juga:

Atau sobat juga bisa follow My Poetry dengan mengklik tombol di bawah ini:

Fiksi Keren Koe Lainnya:

Ditulis oleh my words pada tanggal Sabtu, 28 Desember 2013