Kabar yang bagus bagi pendamba perubahan di jakarta. Kabar yang pahit bagi para penyerobot jalur Trasjakarta atau busway. Hari ini Senin (25/11/2013), resmi diberlakukan sanksi denda bagi penerobos jalur busway. Tak tanggung-tanggung mereka yang nekad melanggar akan ditindak tegas denda maksimal sebesar Rp 500.000 atau penjara maksimal dua bulan, berlaku baik untuk mobil maupun motor.
Pemberlakuan peraturan itu mengacu pada Pasal 287 Ayat 1 No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dalam pasal itu, disebutkan bahwa setiap pengendara yang melanggar lalu lintas dipidana dengan pidana kurungan paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp 500.000.
Pemberlakuan denda itu merupakan pelaksanaan salah satu program dari 17 kebijakan mengatasi kemacetan Jakarta oleh Wakil Presiden Boediono, yaitu sterilisasi jalur transjakarta. Hal itu ditegaskan Ahok atau Basuki Tjahya Purnama, Wakil Gubernur DKI Jakarta bahwa kebijakan mensterilisasi jalur busway agar warga mau berpindah naik bus, sehingga akan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi di jalan raya.
“Jika jalan busway lancar, orang pasti akan memilih naik busway daripada bawa kendaraan sendiri yang akan terjebak macet,” tegas Ahok saat acara talkshow ‘Jakarta Miniatur Indonesia’ Kompasianival di Grand Indonesia, Jakarta, Sabtu (23/11/2013).
Menurut Ahok, pemberlakuan denda itu juga bermaksud menimbulkan efek jera bagi para penerobosnya, sehingga segera terwujud jalur busway yang lancar. Nantinya armada busway akan ditambah ratusan dan lebih banyak lagi.
Lalu bagaimana mekanisme denda itu diberlakukan? Mengutip dari berita kompas (
disini), Kasubdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hindarsono mengatakan dalam surat tilang warna merah yang diberikan ke pelanggar, akan diberi tanda bahwa pelanggarannya di jalur bus transjakarta dan akan dikenakan sanksi denda maksimal sebesar Rp 500.000.
Uniknya lagi masyarakat dapat berperan serta untuk melaporkan para pelanggar jalur busway ini. Caranya, masyarakat mengawasi pelanggar busway lalu memotret si pelanggar berikut nomor kendaraannya. Foto pelanggaran bisa diunggah ke jejaring sosial TMC Polda Metro Jaya. Selanjutnya pihak Polda akan menindaklanjuti. Mungkin kira-kira seperti paparazzi, memotret tanpa diketahui lalu dilaporkan.
Namun bagaimana kalau foto-foto itu disalahgunakan, misalnya untuk alat memeras bagi pelanggar jalur busway? Sangat mungkin bukan?
Bisa saja, si pemotret setelah mendapatkan foto pelanggaran, lalu memeras pelaku dengan ancaman akan melaporkan atau mengunggah foto itu. Tentunya denda Rp. 500 ribu akan membayang. Akhirnya bisa menjadi ‘aksi damai.’ Aahh.. mungkin hanya pikiran buruk saya saja. Semoga saja tidak terjadi hal demikian.
Alangkah baiknya seluruh warga dapat mendukung program pemerintah ini. Satu perubahan yang mendadak, mungkin akan membuat ‘kaget’ perilaku yang sudah membudaya.
Namun bukan berarti tak bisa berubah. Jika perubahan itu diperlukan untuk hal yang baik, kenapa tidak dilakukan?
Semoga dengan upaya-upaya itu Jakarta bertahap segera berubah menjadi Jakarta Baru yang lebih baik dan manusiawi untuk seluruh warga penghuninya.
Salam perubahan.
Referensi:http://megapolitan.kompas.com/read/2013/11/25/0838410/Mulai.Hari.Ini.Jangan.
Nekat.Terobos.Busway.?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/11/13/0944449/Basuki.Busway.Lancar.
Semua.Pasti.Ingin.Pindah.Naik.Bus
Belum ada tanggapan untuk "Awas Paparazzi di Jalur Busway !"
Posting Komentar