bisik berdesir
taman suci koloni pasir
bait peluh kudus kering para musafir
gerah pada jemari canting nan sabar mengukir
menoreh kerumun ubun ubun hanyut lirih khidmat berdzikir
hirau mantra dahaga merekah di karat garis bibir
duhai para insan naas
besutan jiwa jiwa yang meranggas
mengais kerontang pundi pundi serakah buas
melahap cecar nafsu selendang untai pustun paras
terbahak atas merah marun darah airmata nirmala ayu nimas
berbangga pada buntal sebongkah kalbu jiwa nista sang perampas
jiwa kelana
kemana kau bawa
kusut lelah sebatang kara
beringsut kisut di lorong dimensi nur cahaya
garing legam ditempa terik kasih perkasa sang bagaskara
gundah gulana terasing di keriput punuk laskar onta
resah hampa kontaminasi bejat nafas buana
masihkah sadar asa?
yang tak lesap di telan batas cakrawala
yang tak sesat arah karam disapu badai pasir sahara
yang tak sirna hilang dihunjam tamparan telapak sang surya
yang tak rapuh tanpa buaian cinta dewi hujan dalam rinai rintiknya
adalah disana
nirwana sesungguhnya
pada kalender awal baru mulia
saat jiwa kembara di garis akhir finishnya
rengkuh intan mutu manikam di kabut pasir maya
sebelum lenyap mangkat disisir dahaga bayu gurun semesta
*
RG 09102013 00:01
Sumber foto: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10200392405474256&set=pb.1279146049.-2207520000.1380101394.&type=3&permPage=1
Belum ada tanggapan untuk "Kelana Jiwa Sebatang Kara"
Posting Komentar