***
pohon-pohon sunyi
menghitung usia mati
larut dalam kalender yang menuntun laju waktu berisi
“oh aku tak bisa menaungi lagi”
tiang tiang bercahaya membunuh sang bintang dan matahari
alamku berkeping runtuh
dirajam tangan algojo-algojo besi
menyayat telanjang trembesi dan mahoni
tersandera ulah oknum industri modernisasi
tiada cakap
terbuai molek yang terjanji
segala selesai dengan menu nikmat suap
dari nafas-nafas terkutuk terjejali ambisi
yang menghapus suara hati
dan membunuh urat nadi
lagi
pohon-pohon sunyi menghitung usia mati
menunggu dan menanti
kapan datang purnama yang membunuh gelap mata konspirasi?
***
Jakarta - 7 Februari 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar
Ilustrasi
Belum ada tanggapan untuk "Pohon Sunyi"
Posting Komentar